Rabu, 19 Oktober 2011


Direktur The Earth Institute Columbia University, Jeffrey D. Sachs, memberikan dua cara untuk menghadapi ledakan populasi tujuh miliar manusia yang terjadi pada tahun ini.

Menurutnya, populasi dunia terus bertambah dengan tingkat perbedaan antara kelahiran lebih besar 75 juta dibandingkan dengan kematian. Tanpa ada keseimbangan populasi dunia, maka pada abad ke-21 masa depan manusia suram.

Jeffrey menjelaskan bahwa ada beberapa langkah solutif yang bisa diambil untuk menyelesaikan yaitu perubahan teknologi dan stabilisasi populasi global.

"Peningkatan teknologi dalam berbagai bidang akan mengurangi stres yang dirasakan oleh Bumi. Perubahan penggunaan energi fosil menjadi energi terbarukan seperti matahari dan angin akan mengurangi beban," jelas Jeffrey tentang peningkatan teknologi. Selain itu, tingkat kelahiran harus didorong di negara-negara miskin. Pembatasan anak pun akan membantu terjadinya keseimbangan pada populasi global.

Tujuh miliar manusia tentu dapat memberikan banyak tekanan kepada Bumi ini, seperti penyediaan makanan, sumber energi, dan berbagai hal lainnya. "Sistem pertanian dunia sudah kewalahan menghadapi populasi, hutan hujan ditebang untuk lahan baru, tanah sudah habis, gas rumah kaca, spesies yang tak terhitung jumlahnya terancam punah," ungkap Jeffrey.

Tantangan ekonomi pun menjadi bencana yang akan terjadi kelak. Pertumbuhan penduduk paling cepat terjadi pada negara-negara miskin. Masyarakat ini memiliki kemungkinan tingkat kematian tertinggi pada anak.

"Pernikahan muda, jarang berpendidikan, hal ini mengarah kepada tingkat kelahiran yang tinggi," papar Jeffrey. Kemiskinan itu membuat keluarga tidak dapat memberikan gizi yang layak, kesehatan, dan pendidikan. Pemerintah dari negara-negara miskin tersebut pun tidak mampu menjaga masyarakatnya. (Sumber: CNN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar