Rabu, 30 November 2011

Indonesia "Deforestation Country"

Menurut laporan terbaru Maplecroft, sebuah lembaga analisis risiko dan pemetaan yang mengompilasikan data dari 180 negara di dunia, Nigeria, Indonesia, dan Korea Utara merupakan tiga negara dengan tingkat deforestasi paling cepat di dunia.

Negara-negara ini sangat berisiko kehilangan spesies tanaman dan hewan yang mampu menyediakan keuntungan seperti udara bersih dari hutan, sumber air untuk sungai-sungai dan mangrove yang melindungi pesisir pantai. Padahal, semua bisa membantu mendukung ekonomi negara tersebut.

“Deforestasi juga bisa merusak upaya sebuah negara dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) mereka karena hutan memegang peranan penting dalam meredam perubahan iklim global lewat penyerapan karbon,” kata Arianna Granziera, analis Maplecroft.

Indonesia sendiri kehilangan sekitar 1 juta hektar hutan per tahun. Jika dibandingkan, ukuran itu kurang lebih sama dengan 13 kali ukuran luas Singapura. Penyebab utama dari deforestasi adalah perluasan perkebunan kelapa sawit. Angkanya mencapai 16 persen dari total penyebab deforestasi.

Nigeria, negara yang berada di posisi puncak sebagai negara yang paling rajin memusnahkan kawasan hutannya, kehilangan sekitar 2 juta hektar hutan per tahun dalam kurun waktu 2005 sampai 2010 lalu. Penyebabnya adalah perluasan lahan pertanian, logging, dan perkembangan infrastruktur.

China merupakan negara terbaik yang mampu mereduksi kehilangan lahan hutan mereka karena adanya undang-undang perlindungan yang agresif dan skema penanaman kembali hutan-hutan. Tetapi ironisnya, langkah yang diambil negeri tersebut memicu deforestasi di negara lain.

“Kebutuhan pasar China yang sangat tinggi atas kayu membuat impor kayu mereka meningkat. Sebagian besar kayu dibeli China berasal dari Amerika Serikat dan Kanada. Namun banyak pula impor ilegal dari Brazil, Kamboja, dan negara-negara berkembang lain di sekelilingnya,” ucap Granziera.

Canada "Negara Maju" Menuju 'Climate Fail'

Kanada menyatakan akan segera keluar secara resmi dari Protokol Kyoto sebelum akhir tahun. Berita ini diterima dalam perundingan perubahan iklim (COP) ke-17 yang sedang berlangsung di Durban, Afrika Selatan sejak 28 November lalu. 

Ironis, karena pertemuan COP ke-17 ini seharusnya merupakan kunci kelanjutan Protokol Kyoto, dan dapat menghasilkan resolusi yang proporsional untuk upaya penyelamatan bumi.

Sejumlah seruan protes sudah mulai membahana di seluruh dunia--Paris, Berlin, Oslo, Stockholm, London, terhadap sikap Kanada itu. Di Kanada sendiri, para aktivis Greenpeace sejak kemarin, Selasa (29/11), unjuk aksi membuat tulisan besar-besar "Climate Fail" dengan lampu darurat LED yang pesannya ditujukan pada Parlemen.
Padahal delegasi-delegasi negara berkembang dalam konferensi itu meminta ketegasan dari negara maju untuk ikut mengurangi emisi gas karbon di dunia. "Uni Eropa dan negara-negara ambang industri dan berkembang seperti Cina, Brazil, dan Afrika Selatan ingin memperpanjang masa berlaku Protokol Kyoto," tulis laporan Climate Action Network (CAN) Internasional dari Durban. "Rencana Kanada ini benar-benar tamparan bagi mereka serta seluruh komunitas internasional."
Pada saat ini ini peningkatan jumlah gas karbon di dunia sudah melonjak di angka 40 persen dibandingkan tahun 1990.

Pada upacara pembukaan, sekretaris eksekutif UNFCCC, Christina Figueres sempat menekankan bahwa ada beberapa hal penting yang harus diputuskan di Durban, yaitu diresmikannya Komite Adaptasi, mengoperasionalisasikan Komite Eksekutif Teknologi pada 2012, menyepakati Green Climate Fund, dan memberikan kejelasan pada komitmen pembiayaan cepat.

Kamis, 24 November 2011

Global Dimming

Global Dimming/Peredupan Global adalah pengurangan bertahap jumlah radiasi langsung global pada permukaan bumi yang diamati selama beberapa dekade setelah dimulainya pengukuran sistematis pada tahun 1950. Efeknya bervariasi berdasarkan lokasi, tetapi di seluruh dunia telah diperkirakan menjadi urutan penurunan 4% selama tiga dekade 1960-1990.

Peredupan global diperkirakan telah disebabkan oleh peningkatan partikulat aerosol sulfat seperti di atmosfer akibat tindakan manusia.

Ini telah mengganggu siklus hidrologi dengan mengurangi penguapan dan mungkin telah mengurangi curah hujan di beberapa daerah. Peredupan global juga menciptakan efek pendinginan yang mungkin memiliki sebagian menutupi efek gas rumah kaca pada pemanasan global.

Manipulasi yang disengaja terhadap efek peredupan sekarang sedang dianggap sebagai teknik geo-engineering untuk mengurangi dampak pemanasan global.

Senin, 21 November 2011

LAPAN: Tahun Depan (2012) Kemarau Panjang

Pakar Penginderaan Jauh dan Iklim LAPAN, Edi Hermawan, meramalkan pada tahun 2012 Indonesia akan dilanda musim kemarau panjang,
Pada tahun 2010-2011, kata dia, musim basah memang mendominasi Indonesia. “Artinya tak ada jeda sedikit pun untuk musim kemarau. Panas paling 1-2 hari, maksimal satu minggu,” kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 10 Mei 2011.
Cuaca saat ini, tambah dia, hampir sama dengan kondisi di tahun 1998, pada saat itu Indonesia mengalami musim basah panjang selama hampir 9 bulan – satu tahun. “Ini berulang,” tambah dia.
Musim basah ini membawa akibat terhadap lumbung-lumbung pangan di Indonesia. Pemerintah berusaha menyelamatkan 11 provinsi penghasil pangan, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, seluruh wilayah Jawa, DIY, NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan.
“Sehebat apapun, kalau kondisi basah terus, tak ada padi yang tahan genangan selama setahun,” jelas dia.
Petani tebu pun akan merugi karena hasil panennya tak manis. Akibatnya, harga gula melonjak. Hal yang sama juga dialami petani tembakau.
Namun, kondisi ini akan berubah drastis pada tahun depan. Indonesia akan mengalami musim yang terbilang ekstrim, yakni musim kemarau panjang.
“Ini pernah terjadi pada tahun 1982 dan yang lebih parah tahun 1997. Dari itu didapatkan siklus 15 tahunan. Jadi musim kering yang cukup panjang akan kembali terjadi pada tahun 2012,” jelas Edi.
Musim kering akan terjadi sekitar Mei 2012, puncaknya di bulan Oktober. “Ini berdasarkan data, siklus matahari mencapai puncaknya, solar storm atau badai surya menunjukkan eksistensinya, walau dimungkinkan ada penyimpangan,” jelas Edi.
Musim kering tahun depan diperkirakan membawa dampak bagi masyarakat. Misalnya, waduk terancam kering, bahan pangan pun berkurang. “Ini terkait dengan ketahanan pangan, bisa saja rakyat kelaparan, pemerintah juga bisa digoyang,” tambah Edi.
Untuk itulah, persiapan harus segera dilakukan. “Apalagi, impor tak bisa ujug-ujug. Prediksi harus cepat dan tepat, untuk itu harus ada data yang akurat,” tambah dia.
Petani juga harus disiapkan. Sebab, pola tanam berubah. “Musim penghujan yang biasanya Desember, diperkirakan jadi Februari atau Maret.”
Salah satu wilayah yang paling terancam adalah Nusa Tenggara Timur. Dalam kondisi normal saja, wilayah ini bisa mengalami kekeringan lebih dari sembilan bulan. Tak hanya para pembuat kebijakan, masyarakat juga diminta bersiap menghadapi kondisi ini. “Misalnya dengan menanam tanaman pangan di sekitar rumah,” tambah dia.

Minggu, 20 November 2011

Pardofelis marmorata -Animal of The Week-

Facts





KingdomAnimalia
PhylumChordata
ClassMammalia
OrderCarnivora
FamilyFelidae
GenusPardofelis 
SizeHead-and-body length: 45 – 62 cm
Tail length: 356 – 550 mm
Weight2.4 – 3.7 kg

Status 

Kucing batu diklasifikasikan sebagai Rentan (VU) pada IUCN Red List, dan terdaftar pada Lampiran I CITES.

Deskripsi 


Kucing batu (Pardofelis marmorata) memiliki campuran yang tidak biasa karakteristik kucing kecil dan besar. Meskipun hanya tiga kilogram dan tentang ukuran kucing domestik, spesies ini dangkal menyerupai macan tutul yang jauh lebih besar di kaki yang luas, taring membesar dan sangat mirip, derai mantel bercak. Para, tebal lembut, kuning kecoklatan ditutupi bulu di bagian belakang dan sisi dalam jumlah besar, berbintik-bintik, tidak teratur berbentuk bercak margined dengan hitam. Namun, ini tanda kurang baik didefinisikan dalam kucing marmer dibandingkan sepupunya yang lebih besar, cenderung untuk menjadi lebih rusak dan marmer (maka nama), sedangkan bintik hitam pada tungkai yang lebih banyak. Ekor lebat sangat panjang, yang mencerminkan gaya hidup arboreal kucing, dan juga ditandai dengan bintik-bintik hitam dan cincin. Garis-garis hitam yang menonjol terjadi pada leher, kepala dan punggung, mulai sebagai gelap, band terputus berjalan dari sudut masing-masing mata ke atas dan melewati dahi. Garis-garis gelap khas juga menandai pipi, sementara dagu, bibir atas, pipi dan patch di sekitar mata contrastingly putih atau penggemar dalam warna. Mata kuning atau emas, dan telinga yang pendek, bulat dan hitam, dengan putih mencolok untuk tempat banteng di bagian belakang.

Daerah Persebaran


Ditemukan dari utara India dan Nepal, melalui selatan-timur Asia untuk Kalimantan dan Sumatera. Catatan Sebagian besar kucing batu dari pengamatan tunggal dan distribusi sehingga bisa lebih lebar dari saat ini dikenal.

Habitat


Meskipun terutama berpikir untuk menjadi penghuni hutan tropis lembab, persyaratan khusus kucing batu habitat kurang dikenal, dengan informasi yang tersedia hanya anekdot. Bahkan, spesies ini telah tercatat dalam berbagai habitat dari permukaan laut hingga 3.000 meter, termasuk campuran daun-cemara hutan, hutan sekunder, pembukaan, enam tahun hutan ditebang, Dipterocarp hutan dan sungai-tebing berbatu ditumbuhi dengan semak-semak belukar dan rendah.

Biologi 


Sangat sedikit yang diketahui tentang biologi, perilaku dan makanan kucing batu, kecuali apa yang telah diamati di penangkaran. Spesies ini diyakini terutama nokturnal arboreal dan lebih daripada kebanyakan kucing lainnya, yang akan membantu menjelaskan ketidakjelasan relatif, meskipun penelitian terbaru menunjukkan aktivitas selama siang dan malam. Dengan tubuhnya yang panjang, ramping, ekor sangat panjang, kaki pendek dan kaki yang luas, marmer kucing dengan baik disesuaikan untuk memanjat pohon dan telah diamati di pohon-pohon di alam liar

Konservasi


Perburuan spesies ini dilarang di Bangladesh, Kamboja, Cina (Yunnan saja), India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Nepal, dan Thailand. Peraturan berburu di tempat di Laos dan Singapura, dan kucing batu telah ditempatkan pada Lampiran I Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES), melarang perdagangan internasional dalam spesies. Kucing batu jarang terlihat di kebun binatang dan berkembang biak di penangkaran buruk. Penyelidikan lebih lanjut ke status kucing marmer di alam liar, dan tingkat yang dapat mentolerir kerugian dan gangguan habitat hutan, adalah sangat dibutuhkan

Jumat, 18 November 2011

How Pity


JAKARTA — Sungai Ciliwung diyakini menjadi habitat bulus raksasa yang ditemukan di Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2011).
Ahli herpetologi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Djoko Iskandar, mengatakan bahwa binatang dengan nama Latin Chitra chitra javanensis tersebut bukanlah hewan peliharaan warga setempat.
"Ciliwung pasti habitat bulus raksasa itu. Kalau ada yang mengatakan ini piaraan yang lepas atau introduksi, pasti itu salah," kata pria penerima Habibie Award di bidang Ilmu Dasar pada tahun 2005 itu ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (17/11/2011).
Keyakinan Djoko didasari pada sejarah penemuan bulus raksasa tersebut. Menurutnya, ada dua bulus raksasa yang ditemukan pada 1908. Seekor di antaranya dibawa ke Museum Zoologi Bogor dan seekor lainnya dikirim ke Jerman. Selain itu, tiga bulus lainnya juga pernah ditemukan pada 1971 dan 1973.
Temuan lain adalah yang diungkapkan pakar herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mumpuni. Ia mengungkapkan, bulus raksasa itu pernah ditemukan di Sungai Ciliwung wilayah Radio Dalam dan Tanjung Priok pada 1980-an.
Djoko mengatakan, "Selain Ciliwung, bulus ini juga ditemukan di Bengawan Solo. Di sana mungkin yang terbanyak, bisa 10 ekor yang pernah ditemukan. Di Sumatera juga ada. Selain itu juga di Thailand. Ada juga yang di Burma (Myanmar), tetapi sub-spesiesnya berbeda."
Chitra chitra javanensis merupakan satwa dilindungi menurut PP7/1999, dan termasuk dalam Red List International Union for Conservation of Nature. Populasi dan perilakunya sampai saat ini belum banyak diketahui.
Dengan kepastian bahwa Ciliwung merupakan habitat bagi bulus, konservasi Sungai Ciliwung harus mendapat perhatian. Selain itu, penelitian tentang bulus raksasa ini juga harus dilakukan sehingga mendukung langkah konservasi.

Live 2 Survive Life

Juga dikenal sebagai Takhi atau kuda liar Mongolia, kuda Przewalski adalah spesies sejati terakhir dari kuda liar di Bumi. Asli dari stepa dari Cina dan Mongolia, spesies sekali berkembang di wilayah membentang lebih dari Asia Tengah dan sebagian Eropa (dari Rusia ke Jerman). Meskipun keunikannya, kuda Przewalski adalah terancam, dengan hanya 1.500 orang yang tersisa hari ini, sebagian besar dari mereka di penangkaran. Namun para peneliti di seluruh dunia telah mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan kuda yang indah. 
kuda Przewalski itu selalu hewan liar sampai hari ini. (Salah satu penjelasan yang mungkin untuk ketidakcocokan ini kuda liar dengan kehidupan hewan piaraan adalah kenyataan bahwa ia memiliki dua kromosom lebih dari kuda-kuda yang kita lebih akrab.)
 Alasan untuk penurunan populasi, yang dimulai pada abad ke-19, bervariasi. Kuda Przewalski memiliki tingkat reproduksi yang lambat - kuda melahirkan anak kuda tunggal setelah periode kehamilan yang berlangsung satu tahun - tetapi lebih penting adalah interaksi dengan manusia dan kuda peliharaan mereka. Selama bertahun-tahun, kuda Przewalski yang kawin dengan kuda peliharaan, yang menyebabkan kehancuran warisan genetik mereka sendiri.
Selain itu, kuda Przewalski yang diburu secara berlebihan dan hilangnya habitat mereka - lagi, akibat dari campur tangan manusia. Hasil dari semua ini adalah menyedihkan. Selama abad ke 20, jumlah mereka berkurang untuk beberapa individu, dan pada tahun 1969 kuda terakhir terlihat dalam lingkungan alam, dengan spesies dinyatakan punah segera setelah di alam liar.
Dengan hanya beberapa individu yang tersisa di kebun binatang, tampaknya sangat tidak mungkin bahwa binatang ini akan bertahan. Pada tahun 1945, tentara Nazi membunuh kuda-kuda Przewalski yang diselenggarakan di sebuah cagar alam Ukraina, dan tahun 1950 hanya ada 12 kuda seperti ditinggalkan di planet ini. Namun, para ilmuwan tidak memberikan mereka. Sebuah program peternakan intensif dan kuda 'kemampuan beradaptasi sendiri Przewalski yang memberikan spesies ini kesempatan kedua.








Hari ini, beberapa dari kuda-kuda yang masih hidup 60 tahun lalu, populasi kuda  sekarang berkembang di tempat-tempat berbeda di seluruh dunia. Yang penting, dimulai pada tahun 1992
kuda Przewalski itu secara bertahap diperkenalkan kembali ke stepa Mongolia. Cepat mereka kembali adaptasi dan kerja sama dengan pengawasan hati-hati peneliti 'adalah resep sukses yang memungkinkan spesies ini untuk menyeberangi perbatasan dari "punah di alam liar" untuk "sangat terancam" dan kemudian "terancam punah" untuk hari ini

Caretta caretta



Dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Functional Ecology, ternyata loggerhead turtle alias penyu tempayan (Caretta caretta), membutuhkan hampir separuh abad untuk mencapai titik dewasa. Seekor penyu betina dari spesies ini baru akan bertelur saat mereka berusia 45 tahun.

Temuan yang didasari oleh pengumpulan data selama beberapa dekade terhadap pertumbuhan penyu tersebut tentunya membawa implikasi terhadap upaya konservasi. Ia menjelaskan berapa waktu yang dibutuhkan bagi penyu yang menetas untuk kembali ke tempat ia dilahirkan untuk bertelur. Sebelumnya, peneliti memperkirakan bahwa usia matang penyu tersebut antara 10 sampai 35 tahun.

Menurut Graeme Hays, peneliti dari University of Swansea, Inggris, lambatnya penyu tersebut masuk ke usia dewasa, artinya populasi spesies ini jauh lebih ringkih dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. “Semakin lambat seekor hewan masuk ke usia dewasa, semakin terancam pula populasi hewan itu dari kebinasaan yang diakibatkan oleh manusia,” ucapnya.

Sebagai contoh, kata Hays, semakin besar peluang seekor penyu untuk terbunuh, misalnya apabila secara sengaja atau tak sengaja tertangkap oleh jala nelayan di saat ia belum sempat menghasilkan keturunan.

Bryan Wallace, peneliti Sea Turtle Flagship Program dari Conservation International menyebutkan, mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh penyu untuk tumbuh dewasa juga memberikan pengetahuan terkait berapa lama upaya konservasi harus dilakukan sebelum hasilnya terlihat.

“Upaya konservasi harus ditargetkan secara tepat untuk mengatasi ancaman yang paling besar dan harus diterapkan selama beberapa dekade untuk memastikan keberhasilannya,” ucap Wallace.

Badak Hitam Afrika Barat Dinyatakan Punah


          Pekan lalu, International Union for Conservation of Nature (IUCN), lembaga yang memantau dan memelihara kelestarian alam serta spesies makhluk hidup yang terancam punah menyatakan, badak hitam Afrika Barat dipastikan punah. Badak tersebut menyusul nasib dua subspesies badak lain yang menjumpai nasib yang sama baru-baru ini.
Pernyataan punahnya spesies badak hitam Afrika barat diungkapkan setelah lembaga itu melakukan penilaian ulang terhadap spesies tersebut. Sebelum ini, spesies badak lain yang mengalami kepunahan di alam bebas adalah badak putih utara yang tinggal di kawasan tengah Afrika. Badak Jawa yang ada di Vietnam juga punah setelah pemburu membunuh satu-satunya hewan yang tersisa itu di tahun 2010 lalu.
Kini tinggal badak Jawa yang tinggal di Jawa saja yang masih tersisa. Itu pun populasinya sedikit dan kian menyusut.
“Kurangnya dukungan politik dan perhatian pemerintah terhadap upaya konservasi di sejumlah habitat badak, banyaknya kelompok kriminal terorganisir yang mengincar hewan itu, serta meningkatnya permintaan atas cula serta perburuan liar merupakan ancaman utama yang dihadapi badak,” sebut IUCN.
Saat ini, IUCN menyebutkan, sekitar seperempat dari seluruh mamalia tersebut terancam punah. Namun sejumlah spesies berhasil diselamatkan dari ambang kepunahan. Sebagai contoh, menurut data IUCN, pada abad ke-19 lalu, hanya tersisa 100 ekor badak putih saja yang tersisa. Namun jumlahnya kini telah meningkat.

Selasa, 15 November 2011

Polar Bear

 Fakta
Kerajaan AnimaliaFilum ChordataKelas MamaliaOrde carnivoraKeluarga UrsidaeGenus Ursus
Ukuran Pria kepala dan panjang badan: 2,4-2,6 mPerempuan kepala dan panjang badan: 1,9-2,1 mLaki-laki Berat: 400 - 600 kgLaki-laki Berat: 200 - 300 kg 
Status
Beruang kutub diklasifikasikan sebagai Rentan (VU) dalam Daftar Merah IUCN. 
Deskripsi
Beruang kutub (Ursus maritimus) adalah hewan karnivora yang hidup darat terbesar, dengan laki-laki dewasa tumbuh hingga 2,6 meter panjangnya. Yang paling terkenal dari semua beruang, beruang kutub ini segera dikenali dari warna putih khas dari bulu yang tebal. Satu-satunya bagian tubuh unfurred adalah bantalan kaki dan ujung hidungnya, yang hitam, mengungkapkan warna gelap pada kulit di bawah bulu itu. Leher beruang kutub lebih lama dari spesies lain dari beruang, dan kepala memanjang memiliki telinga kecil. Beruang kutub memiliki kaki yang kuat besar dan kaki depannya yang besar yang digunakan sebagai dayung untuk berenang. Jari-jari kaki tidak berselaput, namun sangat baik untuk berjalan di salju karena mereka menanggung non-ditarik cakar yang menggali ke dalam salju seperti mengambil es. Telapak kaki juga memiliki proyeksi kecil dan indentasi yang bertindak seperti cangkir hisap dan membantu menanggung ini untuk berjalan di atas es tanpa tergelincir. Betina sekitar setengah ukuran laki-laki, meskipun wanita hamil dengan lemak yang disimpan dapat melebihi 500 kilogram berat badan. Beruang kutub anaknya berat sampai 0,7 kilogram saat lahir. Mereka terlihat mirip dalam penampilan dengan orang dewasa, meskipun mereka memiliki bulu lebih tipis. 
Habitat
Beruang ini ditemukan di seluruh Arktik sirkumpolar di atas es yang tertutup air, dari Kanada, ke Norwegia, bagian dari Amerika Serikat, bekas Uni Soviet dan Greenland (Denmark). Selatan terjauh beruang kutub terjadi sepanjang tahun adalah James Bay di Kanada, yang adalah tentang lintang yang sama seperti London. Selama musim dingin, ketika es meluas lebih jauh ke selatan, beruang kutub bergerak sejauh selatan Newfoundland dan ke utara Laut Bering. Mereka jarang memasuki zona dari cekungan kutub pusat karena ada es tebal sepanjang tahun dan ada sedikit untuk makan.Habitat
Habitat yang disukai dari beruang kutub adalah es tahunan di dekat garis pantai benua dan pulau-pulau, di mana terdapat sejumlah besar dikelilingi segel (Phoca hispida), yang ini pakan beruang.Biologi
Beruang kutub adalah mamalia soliter sepanjang tahun, dengan pengecualian pasangan pemuliaan dan kelompok-kelompok keluarga. Populasi, atau saham, dari beruang kutub didistribusikan di seluruh Kutub Utara dan telah tumpang tindih rentang rumah yang tidak membela, dan dapat bervariasi dalam ukuran dari beberapa ratus hingga lebih dari 300.000 kilometer persegi.
Sumber makanan utama adalah cincin segel P. hispida, dan, pada tingkat yang lebih rendah, segel berjanggut (Erignathus barbatus). Beruang kutub ketika mereka menangkap segel permukaan untuk bernapas, atau berburu mereka di sarang mereka, di mana segel muda dipelihara. Beruang kutub menunjukkan beberapa adaptasi yang luar biasa untuk kehidupan Arktik mereka dan mampu mendeteksi mangsanya yang hampir satu kilometer jauhnya dan sampai satu meter di bawah salju dipadatkan, dengan menggunakan akal mereka penciuman meningkat. Mereka juga makan oportunistik pada walrus, paus beluga, narwhals, unggas air dan burung laut.
Ketika makanan tersedia beruang ini memiliki kemampuan luar biasa untuk memakan sejumlah besar makanan dengan cepat, dan juga metabolik unik dalam kemampuan mereka untuk beralih dari keadaan normal ke kondisi melambat-down, hibernasi seperti pada waktu tahun ketika ada kurang tersedia makanan. Misalnya, di Teluk Hudson es mencair sepenuhnya pada pertengahan Juli dan, karena tidak kembali-beku sampai pertengahan November, perempuan hamil tidak makan selama delapan bulan. Selama waktu berpuasa, mereka memetabolisme lemak dan protein dan daur ulang toko-toko oleh-produk metabolik. Selama periode cuaca yang sangat dingin beruang kutub mungkin juga cepat, dan dikenal untuk menghemat energi dengan menduduki sarang sementara.
Beruang kutub berkembang biak dari Maret sampai akhir Mei. Wanita perawat dan merawat anaknya mereka selama 2,5 tahun dan karena itu hanya tersedia untuk kawin setelah anak harimau yang independen, setiap tiga tahun. Karena ini berarti bahwa hanya sepertiga dari betina dapat berkembang biak setiap musim ada persaingan yang ketat oleh laki-laki untuk perempuan, yang mungkin menjelaskan mengapa laki-laki yang begitu besar dalam ukuran. Perempuan harus kawin berkali-kali selama beberapa minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi dirangsang (ovulasi induksi), dan pasangan berkembang biak tetap bersama selama satu sampai dua minggu untuk memastikan kawin sukses. Jika pasangan betina dipindahkan dia mungkin kawin dengan lebih dari satu laki-laki saat ini. Implantasi sel telur yang dibuahi ditunda sampai pertengahan September sampai pertengahan Oktober, dan betina melahirkan generasi muda sarang salju sekitar dua sampai tiga bulan kemudian. Dua pertiga dari tandu adalah kembar, dan tandu tunggal dan kembar tiga juga lahir. Meskipun beruang kutub memiliki potensi reproduksi yang rendah, individu yang hidup untuk waktu yang lama, dan telah dikenal untuk hidup sampai 30 tahun.Ancaman
Beruang kutub yang tidak terancam, meskipun jika tidak diatur berburu mereka akan, karena tingkat lambat mereka pertumbuhan penduduk. Mereka menghadapi ancaman Namun, yang harus terus-menerus dipantau. Kelompok Beruang Kutub Spesialis dilaporkan pada tahun 2005 pertemuan mereka bahwa tantangan terbesar bagi konservasi beruang kutub mungkin besar-besaran perubahan ekologi yang dihasilkan dari perubahan iklim, jika tren didokumentasikan dalam beberapa tahun terakhir terus berlanjut. Ancaman lain terhadap spesies ini termasuk polusi, perburuan, dan gangguan dari kegiatan industri.
Sementara dampak dari perubahan iklim tidak yakin, diakui bahwa bahkan perubahan iklim yang kecil dapat memiliki efek mendalam pada beruang kutub dan lautan es habitat mereka \. Sebagai contoh, jika hasil perubahan iklim di meningkat salju di Kutub Utara, beruang kutub mungkin kurang mampu untuk berburu mangsa dengan memasukkan sarang lahir segel, yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup kedua orang dewasa dan anak-beruang kutub. Di sisi lain, jika ada pengurangan salju dan hujan musiman meningkat, segel produktivitas dapat dikurangi sebagai sarang mungkin tidak cukup tebal untuk melindungi anak anjing ketika mereka mengembangkan, atau sarang dapat runtuh dan membunuh segel. Pada gilirannya ini akan mengurangi mangsa bagi beruang kutub. Cuaca hangat yang tidak biasa juga bisa mendefinisikan dampak kegiatan beruang kutub itu.
Polutan Organik Persisten (POP) juga menimbulkan ancaman bagi beruang kutub. Studi pada akumulasi organoklorin (disebabkan oleh polutan) melalui rantai makanan telah menunjukkan bahwa beruang kutub, sebagai predator puncak, beresiko mengumpulkan peningkatan kadar senyawa ini. Tingkat ini dikaitkan dengan berbagai efek, termasuk neurologis, perubahan reproduksi dan imunologi, yang mungkin, misalnya, mengurangi kemampuan untuk melawan penyakit dan bereproduksi.
Pada tahun 1960 dan 1970-an, perburuan luas beruang kutub telah mendorong mereka ke jurang kepunahan. Ancaman ini memiliki dampak yang cukup besar pada populasi beruang kutub, dan, meskipun berburu sekarang dikendalikan, populasi masih dalam proses pemulihan.

Konservasi
Setelah kerugian drastis populasi beruang kutub di tahun 1960-an dan 1970-an, sebuah kesepakatan internasional dicapai antara lima negara dengan beruang-beruang kutub (Kanada, Norwegia, Amerika Serikat, bekas Uni Soviet dan Denmark, yang diatur Greenland pada waktu itu). Negara-negara menandatangani "Perjanjian Internasional tentang Konservasi Polar Bears ', dan setuju untuk melarang perburuan yang tidak diatur dan melarang perburuan beruang dari pesawat dan pembuka percakapan. Perjanjian tersebut juga wajib setiap negara untuk melindungi beruang kutub mendefinisikan situs dan rute migrasi, serta melakukan dan berbagi informasi tentang penelitian beruang kutub. Ini adalah salah satu langkah pertama dan paling sukses konservasi internasional abad ke-21 dan bertanggung jawab untuk pemulihan dari beruang kutub. Ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim sekarang perhatian utama, terutama karena tingkat di mana perubahan lingkungan dapat terjadi mungkin akan lebih cepat daripada tingkat di mana banyak spesies dapat beradaptasi. Lebih dari sebelumnya, kompleksitas isu-isu ini dan sifat global mereka akan menuntut kerjasama internasional jika spesies ini dan satwa liar lainnya adalah untuk bertahan hidup.

Sexuality Mimicry

Burung pemangsa dapat dianggap sebagai musuh sengit, tetapi para ilmuwan menemukan bahwa beberapa laki-laki menyamarkan diri mereka sebagai perempuan damai.


Beberapa hewan akan menggunakan taktik yang dikenal sebagai mimikri seksual dalam pertempuran kejam untuk bertahan hidup. Sebagai contoh, burung laki-laki muda sering memiliki bulu perempuan yang membantu menyamarkan mereka, mereka akan memperoleh bulu lebih mencolok hanya setelah mencapai kematangan seksual, untuk membantu mereka menarik pasangan.

Heterochromian Cats

Dalam anatomi, heterokromia mengacu pada perbedaan dalam warna, biasanya dari iris tetapi juga rambut atau kulit. Heterokromia adalah hasil dari kelebihan relatif atau kurangnya melanin (pigmen). Ini mungkin diwariskan, atau disebabkan oleh mosaicism genetik, penyakit atau cedera.

Warna mata, khususnya warna iris, ditentukan terutama oleh konsentrasi dan distribusi melanin. Mata yang terkena mungkin hiperpigmentasi (hyperchromic) atau hypopigmented (hipokromik). Pada manusia, biasanya, kelebihan melanin menunjukkan hiperplasia jaringan iris, sedangkan kurangnya melanin menunjukkan hipoplasia.
Dalam heterokromia lengkap, salah satu iris warna yang berbeda dari yang lain. Dalam heterokromia parsial atau sektoral heterokromia, bagian dari satu iris warna yang berbeda dari sisa nya.

25% to Xtinc




 Sekitar satu dari empat spesies mamalia yang terancam punah, dan badak hitam Barat telah resmi dinyatakan punah, menurut penilaian baru dari keanekaragaman hayati oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan mitra.

Untuk update terbaru, peneliti melacak 61.900 spesies tanaman dan hewan.

Pengamatan ulang spesies badak menunjukkan bahwa beberapa subspesies dari subspesies badak putih di Afrika Tengah - disebut badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) - saat ini terhuyung di ambang kepunahan dan telah terdaftar sebagai "Mungkin Punah di liar. "Sebuah subspesies badak Jawa (Rhinoceros sondaicus annasmiticus) mungkin punah, menyusul perburuan dari apa yang dianggap hewan terakhir di Vietnam pada 2010. Meskipun hal ini tidak berarti akhir dari Badak Jawa, mengurangi populasi spesies tunggal menurun di pulau Jawa.

Old is Hero



Anda dapat membantu lingkungan dengan mengalami penuaan. Demografi A memiliki profil hubungan antara usia dan seseorang emisi karbon dioksida, yang menunjukkan bahwa setelah usia pensiun, kontribusi pribadi kita untuk menolak pemanasan global.

"Kami berharap struktur umur dalam jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dioksida," kata Emilio Zagheni, seorang ilmuwan penelitian dengan Institut Max Planck untuk Penelitian Demografi di Jerman, yang melakukan penelitian "Studi ini secara khusus untuk Amerika Serikat, tapi. Fakta ini diharapkan untuk menahan di tingkat global. "