Menurut laporan terbaru Maplecroft, sebuah lembaga
analisis risiko dan pemetaan yang mengompilasikan data dari 180 negara
di dunia, Nigeria, Indonesia, dan Korea Utara merupakan tiga negara
dengan tingkat deforestasi paling cepat di dunia.
Negara-negara
ini sangat berisiko kehilangan spesies tanaman dan hewan yang mampu
menyediakan keuntungan seperti udara bersih dari hutan, sumber air untuk
sungai-sungai dan mangrove yang melindungi pesisir pantai. Padahal,
semua bisa membantu mendukung ekonomi negara tersebut.
“Deforestasi
juga bisa merusak upaya sebuah negara dalam mengurangi emisi karbon
dioksida (CO2) mereka karena hutan memegang peranan penting dalam
meredam perubahan iklim global lewat penyerapan karbon,” kata Arianna
Granziera, analis Maplecroft.
Indonesia sendiri kehilangan
sekitar 1 juta hektar hutan per tahun. Jika dibandingkan, ukuran itu
kurang lebih sama dengan 13 kali ukuran luas Singapura. Penyebab utama
dari deforestasi adalah perluasan perkebunan kelapa sawit. Angkanya
mencapai 16 persen dari total penyebab deforestasi.
Nigeria,
negara yang berada di posisi puncak sebagai negara yang paling rajin
memusnahkan kawasan hutannya, kehilangan sekitar 2 juta hektar hutan per
tahun dalam kurun waktu 2005 sampai 2010 lalu. Penyebabnya adalah
perluasan lahan pertanian, logging, dan perkembangan infrastruktur.
China
merupakan negara terbaik yang mampu mereduksi kehilangan lahan hutan
mereka karena adanya undang-undang perlindungan yang agresif dan skema
penanaman kembali hutan-hutan. Tetapi ironisnya, langkah yang diambil
negeri tersebut memicu deforestasi di negara lain.
“Kebutuhan
pasar China yang sangat tinggi atas kayu membuat impor kayu mereka
meningkat. Sebagian besar kayu dibeli China berasal dari Amerika Serikat
dan Kanada. Namun banyak pula impor ilegal dari Brazil, Kamboja, dan
negara-negara berkembang lain di sekelilingnya,” ucap Granziera.
Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2QoWoWV
BalasHapus